Kamis, 04 Oktober 2012

FLAVONOID MENJADI ANTIDIABETES



Diabetes melitus (DM) yang umum dikenal sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus terutama setelah makan. Tahun 2003, Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization) memperkirakan 194 juta jiwa dari 3.8 miliyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Penderita DM di Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina. Penyakit DM yang bergantung pada jenisnya dapat disembuhkan dengan pemberian insulin atau dengan mengkonsumsi obat antidiabetes secara oral sehingga kadar glukosa darah tetap normal. Namun hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu masyarakat kembali beralih kepada penggunaan obat tradisonal sebagai pengobatan alternatif antidiabetes. Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang dapat dijadikan obat tradisional. Salah satunya adalah buahmahkota dewa. Belakangan ini mulai banyak diadakan penelitian tentang buah mahkota dewa sebagai salah satu jenis tanaman asli Indonesia yang sangat banyak khasiatnya.Selain untuk diabetes melitus, mahkota dewa juga dipercaya untuk mengobati kanker,penyakit hati, dan tekanan darah tinggi.
Peneliti pada blog ini melakukan fraksinasi terhadap ekstrak buah mahkota dewa dalam pelarut etanol yang mengandung flavonoid melalui analisis spektrum ultraviolet (UV) daninframerah (IR). Ekstrak buah mahkota dewa dalam pelarut etanol mengandung senyawa golongan flavonoid dan memiliki daya inhibisi α-glukosidase sebesar 29.22%. Flavonoid dapat bersifat sebagai antidiabetes
karena flavonoid mampu berperan sebagai senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, sehingga dapat mencegah kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin.Setiap umur hidup tanaman memiliki kadar kandungan senyawa metabolit sekunder yang berbeda. Adanya perbedaan potensi dari ekstrak metanol daging buah muda dan tua mahkota dewa dalam menghambat aktivitas α-glukosidase. Daging buah mahkota dewa tua menghambat aktivitas α- glukosidase lebih rendah dibandingkan daging buah mahkota dewa muda. Hal ini diduga adanya perbedaan kadar kandungan senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi pada buah mahkota dewa muda. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pencarian ekstrak teraktif senyawa golongan flavonoid berdasarkan tingkat kematangan buah mahkota dewa melalui pengujian terhadap aktivitas α-glukosidase sebagai antidiabetes, kemudian dilakukan isolasi serta identifikasi senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

masalah:
1.Bagaimana  kadar gula yang berlebih dapat dikontrol dari senyawa flavonoid melalui buah mahkota dewa?
2.Apakah kematangan (muda-tua) dari buah Mahkota Dewa mempengaruhi flavonoid didalamnya dalam bekerja dalam tubuh?

4 komentar:

  1. kematangan buah mahkota dewa mempengaruhi flavonoid didalamnya karena Adanya perbedaan potensi dari ekstrak metanol daging buah muda dan tua mahkota dewa dalam menghambat aktivitas α-glukosidase. Daging buah mahkota dewa tua menghambat aktivitas α- glukosidase lebih rendah dibandingkan daging buah mahkota dewa muda. Hal ini diduga adanya perbedaan kadar kandungan senyawa metabolit sekunder yang lebih tinggi pada buah mahkota dewa muda.

    BalasHapus
  2. saya sependapat dengan saudari wayan angga dewi mengenai "adanya perbedaan potensi dari ekstrak metanol daging buah muda dan tua mahkota dewa dalam menghambat aktivitas α-glukosidase".
    Berdasarkan artikel yang saya baca "Dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis."
    Perlu diingat bahwa : Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsinya dalam keadaan segar.

    http://iputkeciput.blogspot.com/view/classic

    BalasHapus
  3. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.
    “Khasiat buah muda dan tua sama saja,” jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.
    Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.
    Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.
    Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. “Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,” tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.
    Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.

    http://arsmusic.wordpress.com/kesehatan/khasiat-buah-mahkota-dewa/

    BalasHapus
  4. menurut saya tingkat kematangan (muda-tua) dari buah Mahkota Dewa itu mempengaruhi flavonoid didalamnya dalam bekerja dalam tubuh karena telah dilakukan pengujian. pada penelitian ini dilakukan pencarian ekstrak teraktif senyawa golongan flavonoid berdasarkan tingkat kematangan buah mahkota dewa melalui pengujian terhadap aktivitas α-glukosidase sebagai antidiabetes, kemudian dilakukan isolasi serta identifikasi senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.karena Adanya perbedaan potensi dari ekstrak metanol daging buah muda dan tua mahkota dewa dalam menghambat aktivitas α-glukosidase. Daging buah mahkota dewa tua menghambat aktivitas α- glukosidase lebih rendah dibandingkan daging buah mahkota dewa muda.

    terima kasih

    BalasHapus