FLAVONOID
Senyawa
flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,
ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan.Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning
jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang,
bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti
minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal.Senyawa ini berperan
penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi makanan.Tumbuhan
umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu. Keberadaan flavonoid
pada tingkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses evolusi yang
terjadi sepanjang sejarah hidupnya.Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid berperan
dalam pertahanan diri terhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi
dengan mikrobia, dormansi biji, pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul
sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta molekul sinyal pada polinasi dan
fertilitas jantan.
Flavonoid
banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecuali alga), khususnya tumbuhan
berpembuluh. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk
daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni dan biji.
Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan
diubah menjadi flavonoid. Flavonoid merupakan turunan fenol yang memiliki
struktur dasar fenilbenzopiron (tokoferol), dicirikan oleh kerangka 15 karbon
(C6-C3-C6) yang terdiri dari satu cincin teroksigenasi dan dua cincin aromatis.
Substitusi gugus kimia pada flavonoid umum- nya berupa hidroksilasi,
metoksilasi, metilasi dan glikosilasi. Klasifikasi flavonoid sangat beragam, di
antaranya ada yang mengklasifikasikan flavonoid menjadi flavon, flavonon,
isoflavon, flavanol, flavanon, antosianin, dan kalkon. Lebih dari 6467 senyawa
flavonoid telah diidentifikasi dan jumlahnya terus meningkat. Kebanyakan
flavonoid berbentuk monomer, tetapi terdapat pula bentuk dimer (biflavonoid),
trimer, tetramer, dan polimer.
Flavonoid sebagai Antioksidan
Flavonoid
mampu bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas
dan dengan demikian meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh.
Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak
stabil akibat telah kehilangan elektron.Untuk menstabilkan
diri,radikal bebas memerlukan electron dan untuk mencapai tujuan ini kemudian
mengoksidasi sel-sel tubuh sehingga menyebabkan kerusakan.Radikal bebas
terutama diproduksi sebagai produk sampingan dalam berbagai proses dalam tubuh.Sebagian radikal bebas memasuki tubuh dari lingkungan
eksternal seperti dari asap rokok, konsumsi alkohol, radiasi elektromagnetik,
melalui paparan sinar matahari, konsumsi makanan olahan, polusi udara,
dll.Bahkan stres dapat menghasilkan tingkat tinggi radikal bebas dalam
tubuh.Flavonoid sebagai antioksidan membantu menetralisir dan menstabilkan
radikal bebas sehingga tidak lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat.Pada
gilirannya, flavonoid memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit
termasuk kanker, penyakit jantung, diabetes, tumor, dll.Flavonoid juga membantu
mencegah aterosklerosis atau penyakit yang ditandai dengan pengendapan lemak
dalam dinding arteri.Deposisi tersebut mempersempit arteri dan dengan demikian
menghambat aliran darah ke organ-organ vital tubuh seperti jantung dan
otak.Flavonoid juga dikenal memiliki efek anti-inflamasi, sifat anti-alergi,
dan anti-virus.Antioksidan ini dapat menurunkan risiko arthritis, osteoporosis,
alergi dan penyakit virus yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus
parainfluenza, dan adenovirus.Flavonoid mampu menekan penggumpalan trombosit
yang berhubungan dengan penyakit seperti aterosklerosis dan pembentukan
trombosit akut thrombus.Beberapa
penelitian juga mengungkapkan bahwa flavonoid seperti quercetin dan epicatechin
memiliki efek antidiare.Flavonoid diyakini
pula mampu meningkatkan respon kekebalan alami tubuh untuk melawan penyebab
alergi dan juga karsinogen.Flavonoid, juga dikenal sebagai
bioflavonoid adalah kelas phytochemical yang hanya bisa disintesis oleh
tanaman.
Antioksidan
alami terdapat dalam bagian daun, buah, akar, batang dan biji dari
tumbuh-tumbuhan obat. Bagian tersebut umumnya mengandung senyawa fenol dan
polifenol. Polifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas
antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen. Sebagai
antioksidan polifenol berperan sebagai penangkap radikal bebas penyebab
peroksidasi lipid yang dapat menimbulkan kerusakan pada bahan makanan, selain
itu senyawa antioksidan berfungsi mencegah kerusakan sel dan DNA akibat adanya
senyawa radikal bebas.
Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun enzimatik dengan bantuan enzim transferase.Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan, berdasarkan penelitian di Jepang, ditemukan molekul isoflavon di dalam tempe. Oleh karena molekul isoflavon bersifat antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan yang baik untuk menjaga kesehatan, selain kandungan gizinya tinggi.
Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun enzimatik dengan bantuan enzim transferase.Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Bahkan, berdasarkan penelitian di Jepang, ditemukan molekul isoflavon di dalam tempe. Oleh karena molekul isoflavon bersifat antioksidan maka tempe merupakan sumber pangan yang baik untuk menjaga kesehatan, selain kandungan gizinya tinggi.
Masalah:
Bagaimana
pengaruh dari flavonoid pada tubuh sehingga dapat mencegah kerusakan sel dan
DNA??
thx gan ijin share ya
BalasHapuskunjungi:http://car-b0ne.blogspot.com/
artikel ini terlalu ringkas mbak. bagus klu diperjelas n dirinsi.
BalasHapus